Investasi,  Antara Bisnis dan Pelayanan

Investment / 20 July 2009

Kalangan Sendiri

Investasi, Antara Bisnis dan Pelayanan

Budhi Marpaung Official Writer
2349

Pada zaman sekarang ini, investasi bukanlah prioritas nomor dua khususnya bagi orang-orang yang hidupnya berada di perkotaan. Bidang investasi pun semakin beragam, semua tergantung kepada peluang dan penciptaan kebutuhan masyarakat.

Sebagai orang Kristiani tentunya kita memiliki panggilan masing-masing dari Tuhan. Ada yang melayani secara penuh waktu, ada yang melihat pekerjaan di dalam dunia ‘sekuler' (termasuk berinvestasi) sebagai pelayanannya, serta ada yang beranggapan semua yang ada di dalam hidup kita adalah pelayanan. Manakah diantara ketiga hal ini yang benar? semuanya tergantung kepada Anda masing-masing melihatnya. Kalau saya lebih memilih pendapat ketiga.

Salah satu permasalahan di dalam dunia Kristiani bila menyangkut dengan masalah uang adalah hati. Seberapa banyak dari kita yang bila melihat orang berhasil dalam usaha/investasinya punya pemikiran, "pasti dia berhasil karena melakukan hal yang gak jujur" atau "Dia pasti selalu berpikir bisnis bila berada di dalam gereja" dan hal-hal negatif lainnya.

Harus diakui menjadi terang dan garam di dalam dunia yang gelap itu bukanlah pekerjaan mudah. Bagaimana hidup Anda akan selalu dilihat orang-orang yang bekerja sama atau pesaing Anda. Itu semua adalah tantangan yang harus dijalani orang-orang yang terjun dalam dunia jangka panjang ini.

Bisnis dan pelayanan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan bila Anda berada dalam dunia yang menuntut Anda memiliki kejelian, keberanian, serta inovasi-inovasi ini. Investasi harus dilihat dari sisi bisnis agar Anda dapat terus mempertahankan bahkan mengembangkan usaha yang sudah ditekuni selama ini. Sementara dilihat dari sisi pelayanan karena kita percaya bahwa apa yang kita miliki adalah milik Tuhan dan kita hanyalah pengelolanya. Jadi, karena kita pengelolanya maka kita harus menjalankan segala sesuatunya sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran firman Allah.

Sudah saatnya orang-orang yang mengaku Yesus adalah Tuhan tidak ragu-ragu lagi menerapkan prinsip-prinsip kebenaran Allah dalam kegiatan-kegiatan ‘sekuler' mereka. Tidak perlu lagi ada pengkotak-kotakan sisi kehidupan manusia. Semuanya adalah kepunyaan Tuhan, sedangkan manusia hanyalah pengelolanya.

Sumber : berbagai sumber/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami